Masjid Nabawi Keajaiban Sejarah dan Keutamaannya

Masjid Nabawi Keajaiban Sejarah dan Keutamaannya


Masjid Nabawi terletak di kota Madinah al Munawarah, Arab Saudi, merupakan salah satu Masjid yang utama bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah. Di dalam Masjid inilah Rasulullah SAW dimakamkan.

Masjid Nabawi Keajaiban Sejarah dan Keutamaannya
Kubah Hijau Masjid Nabawi [ google.com ]

Sedangkan Masjid Utama yang ketiga setelah Masjid Nabawi adalah Masjid Al-Aqsha (Arab: المسجد الاقصى , Al-Masjid Al-Aqsa, arti harfiah: “masjid terjauh”) adalah bagian dari kompleks bangunan suci di Yerusalem yang dikenal dengan nama Al-Haram asy-Syarif (tempat suaka kudus (?) Noble Sanctuary) bagi umat Islam dan dengan nama Har Ha-Bayit (Bukit Baitallah (?) Temple Mount) bagi umat Yahudi dan Nasrani.

Lihat Sejarah Singkat Masjid Al-Aqsa

Masjid Nabawi adalah Masjid terbesar kedua di dunia setelah Masjidil Haram. Luas Masjid Nabawi serta halamannya saat ini sekitar 8,2 HA, diperkirakan dapat menampung jamaah lebih kurang 2 juta orang.

Diyakini total luas Masjid Nabawi saat ini setara dengan luas kota Madinah semasa Rasulullah SAW.

SEJARAH SINGKAT BEDIRINYA MASJID NABAWI

Masjid Nabawi dibangun oleh Nabi Muhammad S.A.W bersama para sahabat dan kaum muslimin di tengah kota Madinah.

Pembangunannya dimulai pada bulan Rabi’ul Awal Tahun 1 Hijriyah (September 662 M) segera setelah beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah S.A.W. dan ditambah tanah wakaf As’ad bin Zurarah serta tanah bekas makam kaum muslimin yang rusak.

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Rasulullah S.A.W dan selanjutnya oleh para sahabat, yang dimulai dari Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Pada awalnya masjid ini hanya seluas 1.050 m2, tiang-tiang dan atapnya dibuat dari batang kurma sedangkan penerangannya dari pelepah kurma yang dibakar.

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah S.A.W, setelah Masjid Quba.

Masjid Quba sendiri dibangun oleh Rasullullah S.A.W ketika dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah.

PERLUASAN MASJID NABAWI

Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m[3] Rasulullah S.A.W. turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin.

Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma.

Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar pelpah daun kurma.

Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi S.A.W. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup.

Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah. Belakangan, orang-orang ini dikenal dengan sebutan ahlussufah atau para penghuni teras masjid.

Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H.

Seiring dengan perkembangan jaman, dari waktu ke waktu Masjid Nabawi selalu mengalami perkembangan.

Pada bulan Shafar 1405 H atau Nopember 1984 M, Raja Fahd meletakkan batu pertama proyek perluasan Masjid Nabawi yang paling signifikan dan termegah sepanjang sejarah.

Setelah tertunda selama satu tahun, tepatnya pada bulan Muharam 1406 H atau Oktober 1985 M, proyek besar ini dimulai dengan penggusuran semua bangunan yang ada di sekitar masjid.

Penggusuran pertama meliputi sekitar 100.000 m2 berupa bangunan hotel-hotel bertingkat, pasar dan komplek pertokoan. Kemudian di atas tanah tersebut dibangun masjid baru seluas 82.000 m2 yang mengitari dan menyatu dengan masjid yang sudah ada.

Dengan tambahan bangunan baru ini, luas lantai dasar Masjid Nabawi sekitar 98.000 m2 yang dapat menampung 167.000 jemaah. Sedangkan lantai atas dapat digunakan untuk sholat seluas 67.000 m2 yang dapat menampung 90.000 jemaah.

Apabila halaman masjid dipenuhi jamaah sholat, maka Masjid Nabawi dan halamannya dapat menampung 650.000 jemaah pada musim biasa (low season) dan lebih dari 1.000.000 jemaah pada musim haji atau bulan ramadhan (high season).

Pada saat ini halaman Masjid Nabawi sebanding dengan kota Madinah ketika kehadiran pertama Rasulullah SAW.

FASILITAS MASJID NABAWI

Sebagai masjid termegah, Masjid Nabawi mempunyai fasilitas lengkap yang tidak dimiliki masjid lain. Fasilitas yang ada pada masjid ini juga merupakan cirri khas dan keistimewaan Masjid Nabawi dibanding dengan masjid manapun. Diantara keistimewaan tersebut adalah:

(1) KUBAH

Untuk pengaturan udara dalam bangunan yang begitu besar dan luas, dibuat 27 ruang terbuka dengan ukuran masing-masing 18 x 18 m.

Sebagai atapnya dibuat kubah yang bisa dibuka dan ditutup secara elektronik dan juga dapat secara manual.

Setiap kubah memiliki berat 80 ton yang terbuat dari kerangka baja dan beton yang dilapisi kayu pilihan dengan hiasan relief yang bertatahkan batu mulia sejenis phirus yang sangat indah, sedangkan bagian luar atasnya dilapisi dengan keramik tahan panas.

(2) AC RAKSASA

Untuk menyejukkan masjid dibangun satu unit AC sentral raksasa di atas tanah seluas 70.000 m2 yang terletak 7 km sebelah barat masjid.

Hawa dingin yang dihasilkan sistem ini dialirkan melalui pipa bawah tanah dan didistribusikan ke seluruh penjuru masjid melalui bagian bawah setiap pilar yang berjumlah 2.104 buah.

Jumlah pilar pengalir udara sejuk yang fantastik tersebut merupakan ciri khas Masjid Nabawi, karena pengaturan posisi yang rapi dan keindahannya yang tiada tara.

Pilar-pilar bundar dan tegar ini dibuat dari beton bergaris tengah 64 cm, kamudian dilapisi marmer tebal berwarna putih susu.

Di kakinya yang kokoh itulah dipasang ventilasi untuk mengalirkan hawa dingin. Jarak antara satu pilar dengan pilar yang lain adalah 6 meter dan 18 meter.

Tinggi dari lantai dasar sampai lengkungan lantai atas 5,6 m dan pada batas lengkungan itu dipajang lampu hias yang indah dan dikurung dalam sangkar berornamen lapis emas.

(3) MENARA 104 METER

Sebelum diperluas Masjid Nabawi hanya memiliki 4 buah menara, namun pada bangunan setiap pojok masjid yang megah ini telah didirikan menara-menara baru, sehingga semuanya ada 6 buah, termasuk 2 menara besar yang mengapit pintu gerbang utama ‘Pintu Raja Fahd bin Abdul Aziz’.

Di puncak setiap menara baru yang berketinggian 104 meter itu terdapat ornamen bulan sabit dari bahan perunggu yang dilapisi emas murni 24 karat dengan tinggi 7 meter dan berat 4,5 ton.

Pada ketinggian 87 meter dipasang sinar laser yang memancarkan cahaya ke arah Mekah sejauh 50 km untuk menunjukkan arah kiblat dinyalakan pada saat-saat tertentu (waktu sholat).

Sekarang Masjid Nabawi memiliki 10 menara yang sangat bagus dan mahal.

(4) 674 LAMPU KRISTAL

Untuk menambah penerangan dan keindahan di dalam masjid yang lama (ruangan berpilar warna kuning pastel), dipasang 674 lampu-lampu kristal pilihan yang tidak membiaskan panas.

Lampu cantik tersebut disusun dengan kerangka dari bahan kuningan berlapis emas berjumlah 674 buah, terdiri dari 3 macam ukuran.

Yang besar berukuran garis tengah 342 cm dengan berat 485 kg (seperti yang terdapat di Roudloh), yang sedang berukuran garis tengah 140 cm seberat 145 kg, dan yang kecil berukuran garis tengah 120 cm dengan berat 125 kg.

Lampu-lampu ini dipesan khusus dari Italia, produsen kristal terkenal Eropa.

(5) 12 PAYUNG RAKSASA

Pada bagian tengah Masjid Nabawi terdapat dua ruang terbuka yang setiap ruang dilengkapi 6 buah payung artistik, hasil perpaduan arsitektur modern dan teknologi canggih.

Dengan dukungan dana yang tidak sedikit lahirlah sebuah karya yang patut dibanggakan berupa 12 payung raksasa peneduh panas yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatis yang diatur oleh sistem komputer.

Selain itu melalui sebagian batang tubunya dipasang AC yang secara otomatis pula memancarkan hawa dingin.

(6) BASEMENT 73.500 M2

Di bawah bangunan baru terdapat basement seluas 73.500 m2 dan tinggi 4,5 m yang dipergunakan untuk menempatkan pusat-pusat pengaturan elektronik, mekanik, sound system, serta air conditioner.

Dalam usaha untuk keperluan darurat apabila listrik padam, disiapkan pembangkit listrik yang terdiri dari 8 unit yang menghasilkan 2,5 MW, yaitu untuk mensuplai listrik di seluruh bangunan masjid dan halaman sekitarnya.

(7) TEMPAT PARKIR UNTUK 4.500 MOBIL

Luas halaman Masjid Nabawi yang dipersiapkan untuk dapat digunakan sebagai areal sholat di Masjid Nabawi adalah 206.000 m2 yang diperkirakan dapat menampung 400.000 jemaah.

Halaman ini berlantai granit dan marmer putih yang didesain sedemikian rupa sehingga menampakkan bentuk seni arsitektur Islam.

Di bawah lantai ini terdapat konstruksi raksasa, terdiri dari dua lantai bawah tanah untuk parker seluas 292.000 m2 yang dapat menampung 4.500 mobil.

Juga terdapat beberapa fasilitas lainnya, seperti toilet sebanyak 2.500 unit, tempat wudhu 6.800 pancuran dan tempat minum air dingin bertaburan di 560 lokasi.

Untuk masuk dan keluar dari areal bawah tanah ini disediakan jalur untuk pejalan kaki dengan tiga sistem, yaitu tangga biasa, tangga jalan dan lift.

Sedangkan untuk mobil disediakan 6 pintu yang langsung bertemu dengan jalan-jalan raya utama seputar masjid yang berakses langsung ke seluruh penjuru kota Madinah.

(8) TANAH TERMAHAL

Untuk dapat memperluas masjid tersebut, pemerintah Raja Fahd harus mengeluarkan dana yang cukup bear, boleh jadi lebih besar dari bangunan-bangunan keajaiban dunia peninggalan sejarah lainnya karena harus menggusur bangunan toko dan hotel bertingkat permanen yang sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu.

Untuk membangun first ring road (jalan lingkar pertama) saja terpaksa digusur ratusan gedung.

Para pemilik tanah atau gedung yang tidak mampu membangun sesuai perencanaan kota tersebut disarankan ‘bergabung’ dengan yang mampu atau ‘tukar tambah’ dengan lokasi baru yang berada di pinggir kota.

Proyek ini telah menyebabkan harga tanah di Madinah sangat mahal, dan dinyatakan oleh sebuah majalah bisnis Timur Tengah sebagai tanah termahal di dunia.

Berdasarkan konversi bulan Muharam 1413 H atau Juli 1992 M harga tanah yang berada di sebelah utara Masjid Nabawi, per meter persegi mencapai SR 250.000 atau US$ 67.000 padahal harga tanah saat itu di kawasan elit kota New York Amerika US$ 26.000.

TEMPAT-TEMPAT BERNILAI SEJARAH DI MASJID NABAWI DAN KEUTAMAANNYA

Masjid Nabawi merupakan salah satu objek jejak perjuagan Nabi S.A.W, terkenal dengan nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.

Beberapa tempat bernilai sejarah dan keajaibannya dapat ditelusuri hingga saat ini seperti dijelaskan berikut ini:

(1) MAKAM NABI MUHAMMAD SAW

Pusara Nabi Muhammad SAW terletak di sudut timur Masjid Nabawi yang dahulu dinamakan Maqshurah.

Di situ dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah tangga Nabi Muhammad SAW dengan Siti Aisyah dan rumah Ali dengan Siti Fatimah RA. Setelah Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 H (632 M) rumah Nabi terbagi dua, yaitu bagian arah kiblat (selatan) untuk makam Nabi dan yang sebelah utara untuk tempat tinggal Siti Aisyah RA. Sejak tahun 678 H (1279 M) di atasnya dipasang Kubah Hijau (Green Dome) sampai sekarang.

Jadi persis di bawah Green Dome inilah jasad Rasulullah SAW dimakamkan. Kalau kita melihat Green Dome berarti melihat makam Nabi. Dan tentu juga makam kedua sahabat beliau, yaitu Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab RA yang dimakamkan di bawah kubah itu berdampingan dengan makam Nabi.

Maka lokasi dimana dahulu terdapat rumah Nabi kini dijuluki ‘makam tiga manusia mulia’.

Setelah masjid diperluas, makam Nabi, Abu Bakar dan Umar dimasukkan ke dalam bangunan masjid. Pada bangunan ini terdapat empat buah pintu, yaitu :

  1. Pintu di sebelah kiblat, dinamakan At-Taubah.
  2. Pintu di sebelah timur, dinamakan Fatimah.
  3. Pintu di sebelah utara, dinamakan Tahajjud.
  4. Pintu di sebelah barat ke Roudloh sudah ditutup.

Kalau kita sedang berada di Roudloh dan menghadap kiblat, pusara Nabi berada di sebelah kiri kita, yaitu bangunan persegi empat berwarna hijau tua yang anggun berwibawa dan menebarkan bau wangi-wangian.

(2) ROUDLOH

Roudloh yaitu lokasi yang ada di dalam Masjid Nabawi, posisinya terletak antara Mimbar dan makam Nabi, yang sekarang ditandai oleh pilar-pilar berwarna putih dengan ornamen yang khas sedangkan lantainya dilapisi permadani wool yang sangat indah dan unik.

Roudloh juga disebut Taman Surga berdasarkan hadits Nabi yang berbunyi (artinya), ‘Diantara rumahku dan mimbarku adalah sebagian taman surga’ (Muttafaq ‘alaih).

Pengertian Roudloh sebagai taman surga pada hadits di atas terdapat beberapa pendapat para ulama, antara lain sebagai berikut :

  • Bahwa Allah SWT menurunkan rahmat-Nya dan berbagai kebahagiaan di tempat itu, karena di tempat itu dilakukan zikir dan pemujaan kepada Allah, yang karenanya dijanjikan surga.
  • Tempat itu kelak setelah kiamat benar-benar akan dipindahkan oleh Allah SWT ke surga, sehingga ia menjadi bagian dari taman surga yang hakiki.
  • Orang-orang yang pernah berdoa di Roudloh akan melihatnya di surga.


Sesuai dengan hadits Nabi yang menyatakan bahwa letak Roudloh adalah antara rumah dan mimbar Nabi, maka luas Roudloh itu sekitar 22 m x 15 m, yakni jarak antara rumah Nabi dan mimbarnya kurang lebih 22 meter dan panjang ke belakang kurang lebih 15 meter.

Roudloh adalah satu tempat yang maqbul untuk berdoa, karenanya tempat ini selalu dipadati oleh jemaah. Tempat ini menjadi rebutan jemaah pria.

Jemaah wanita tidak bisa sholat wajib di Roudloh, karena seluruh shaf diisi oleh jemaah pria. Jemaah wanita diberi kesempatan untuk sholat sunat di Roudloh pada waktu Dhuha, dari pagi sampai menjelang sholat zhuhur.

Di Roudloh terdapat beberapa tiang (usthuwaanah) yang penting. Tiang-tiang tersebut adalah sebagai berikut :

  • Tiang Siti Aisyah. Tiang ini yang disebut Usthuwaanah Aisyah, terletak di tengah Roudloh, yakni tiang yang ketiga dari mimbar dan dinding makam rasulullah SAW. Di tengah tiang ini terdapat tulisan dalam bahasa Arab : Usthuwaanah Aisyah.
  • Tiang taubah. Tiang ini disebut Usthuwaanah At-taubah. Tiang At-Taubah ini terletak antara tiang Aisyah dan tiang As-Sarir (dinding makam Rasulullah SAW). Tiang ini terkenal juga dengan tiang Abu Lubabah (Usthuwaanah Abu Lubabah).
  • Tiang As-Sarir (Usthuwaanah As-Sarir). As-Sarir artinya tempat tidur. Tiang As-sarir letaknya sebelah timur (disamping) tiang At-Taubah, menempel pada dinding makam Rasulullah SAW.
  • Tiang Al-Haras (Usthuwaanah Al-Haras). Tiang ini menempel pada dinding makam Rasulullah SAW sebelah utara tiang As-sarir. Tiang ini bersejarah karena di situlah para sahabat mengawal Nabi dan menjadikan tempat itu sebagai pos keamanan untuk keselamatan dan keamanan Rasulullah SAW, sampai dating jaminan keamanan dari Allah SWT untuk Rasulullah SAW melalui firman-Nya : Artinya, ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia’ (QS Al-Maidah : 67)
  • Tiang Al-Wufud (Usthuwaanah Al-Wufud). Tiang ini terletak paling utara dari tiang As-Sarir dan tiang Al-Haras. Letaknya menempel pada dinding makam Rasulullah SAW. Tiang Al-Wufud ini asalnya adalah tempat Rasulullah menerima tamu-tamu pentingnya, baik para petinggi Arab maupun orang-orang mulia dan terkemuka dari para sahabat.


Semua tiang bersejarah itu hingga kini masih tetap dipelihara dan ada pada tempatnya. Setiap jemaah yang mengunjungi Masjid Nabawi dapat menyaksikannya.

Selain itu, di Roudloh juga terdapat Mimbar Nabi. Mimbar Nabi ada tiga tingkat, terbuat dari kayu yang diambil dari sebuah hutan di bagian utara kota Madinah.

Pada tahun 8 H, Rasulullah SAW memakai mimbar ini, duduk pada bagian yang paling atas kaki beliau di tingkat kedua.

Pada waktu Abu Bakar Shiddiq RA menjadi khalifah, beliau duduk di tingkat kedua dan kakinya di bagian yang paling bawah.

Dan Umar bin Khattab RA duduk di tingkat yang paling bawah dan kakinya menyentuh lantai.

Usman bin Affan RA meniru cara duduk Umar bin Khattab RA selama 6 tahun, kemudian naik ke atas, duduk pada posisi duduk Nabi Muhammad SAW.

Pada saat Mu’awiyah pergi haji beliau menambahkan beberapa tiang pada Mimbar Rasulullah SAW itu dan yang asli diletakkan pada bagian yang paling atas.

Semuanya menjadi 9 tingkat dengan tempat duduknya. Para khalifah berdiri pada tingkat yang ke-tujuh yaitu tingkat pertama Mimbar Rasulullah SAW, kebiasaan ini terus berlanjut sampai terjadi kebakaran tahun 654 H / 1256 M yang sempat menyentuh mimbar ini.

Sejak saat itu orang tidak bisa lagi duduk di tempat berkah tersebut. Sebagai penggantinya dibuatlah mimbar oleh penguasa Yaman, Al-Muzhoffar tahun 656 H/1258 M dan pada tahun 666 H/1268 M diganti lagi dengan mimbar yang baru yang dikirim Azh-Zhohir Bibris.

Dan selanjutnya terjadi beberapa kali pergantian, yaitu pada tahun 797 H oleh Barquq, tahun 820 H oleh Al-Muayyad. Terbakar lagi pada tahun 886 H/1481 M.

Penduduk Madinah kemudian membuat mimbar baru dari batu bata yang dicat kapur dan inipun kembali diganti oleh Qoyit Bey dengan mimbar dari marmer tahun 888 H/1483 M.

Oleh Sultan Murad III, mimbar marmer itu dibawa ke Quba dan dikirim kubah baru tahun 998 H. Mimbar ini sangat bagus dan rapi, terbuat dari marmer tetapi luarnya dipoles emas dan berbentuk ukiran.

Bagian atasnya berbentuk kubah dengan empat tiang penyangga. Di atas pintunya ada tulisan ayat Al-Quran yang selalu nampak seperti baru selesai disepuh emas. Pemerintah Arab Saudi mengecatnya dengan air emas asli.

Mimbar ini diletakkan persis pada posisi Mimbar Rasulullah SAW, sebelah barat Mihrab Nabi Muhammad SAW. Berjumlah 12 tingkat (tangga), tiga di luar pintu mimbar dan 9 tingkat berada di dalamnya.

Dalam kitab Khulashoh Al-Wafa halaman 145 disebutkan ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahl Ibn Sa’ad ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Mimbarku adalah pintu (tir’ah) dari pintu-pintu surga’.

Sahl Ibn Sa’ad menjelaskan bahwa kata tir’ah artinya pintu, tetapi ada juga yang berpandangan bahwa kata itu artinya sebuah taman yang berada di tempat yang tinggi, atau berarti sebuah tingkat.

Dalam kitab Akhbar Madinah Al-Rasul disebutkan, Mimbar Nabi mempunyai keutamaan karena disebut dalam sebuah hadits yang terkenal, ‘Antara rumah dan mimbarku adalah roudloh (taman) yang merupakan bagian dari taman surga, dan mimbarku berada di telagaku’.

Tiang Harum Mukhallaqah adalah tiang yang diletakkan pada 4 batang yang digunakan Rasulullah S.A.W berkhutbah sebelum dibuatnya mimbar.

Dalam kitab Al-Wafa bi Ahwal al-Mushthafa Juz I halaman 490 diterangkan, Ibnu Buraidah menyebutkan bahwasanya Nabi Muhammad SAW bila berdiri khutbah dan lama merasa berat, maka dibawalah sebatang korma yang ditancapkan di sampingnya, sehingga bila beliau berkhutbah dan lama berdiri bisa bersandar pada batang itu.

KISAH RINTIHAN TANGIS BATANG KURMA

Rintihan tangis batang kurma adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya.

Banyak riwayat menceritakan kejadian ini, diantaranya sebuah riwayat dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata, ‘Adalah Rasulullah SAW sholat dekat batang kurma, sebab dulu masjidnya dekat pelepah kurma, beliau juga berkhutbah pada batang itu, sampai seorang sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau izinkan jika kami buatkan sesuatu untuk berdiri di hari Jumat, agar orang bisa melihat dan mendengarkan suaramu’, beliau berkata, ‘ya’, maka dibuatlah mimbar tiga tingkat’.

Setelah dibuat, mimbar itu diletakkan di tempat berdiri Rasulullah SAW, dan ketika Rasulullah SAW akan menuju mimbar beliau melewati batang kurma yang dulu digunakannya berkhutbah.

Tatkala dilewati batang itu menjerit hingga terbelah, saat jeritan itu terdengar, Rasulullah S.A.W turun dan mengusapnya dengan tangan hingga tenang, kemudian kembali ke mimbar.

Bila sholat, beliau juga sholat di tempat itu. Ketika Masjid Nabawi dipugar dan diperbaiki, batang kurma itu diambil oleh Ubay bin Ka’ab dan disimpan di rumahnya sampai hancur dimakan rayap.

Pada riwayat Jabir yang disohihkan oleh Imam Bukhari dijelaskan bahwa suara jeritan itu seperti suara rintihan unta yang sedang hamil 10 bulan.

(3) MIHRAB

Mihrab atau maharib (jamak) adalah satu cekungan kecil tempat imam memimpin sholat dan sekaligus berfungsi sebagai pemandu arah kiblat. Secara harfiyah, mihrab berarti gedung tinggi atau pagar.

Di dalam Al-Quran kata mihrab disebutkan sebanyak lima kali. Empat dalam bentuk tunggal dan satu dalam bentuk jama’.

Kelima kata mihrab (maharib) itu masing-masing terdapat dalam surat Ali Imran ayat 37 dan 39, surat Maryam ayat 11, surat Shad ayat 21 dan surat Saba ayat 13.

Beberapa ayat di atas mengisyaratkan bahwa mihrab telah dikenal dalam sejarah nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

Mihrab Masjid Nabawi dibangun pertama kali pada tanggal 15 Sya’ban tahun 2 H yaitu setelah Rasulullah SAW menerima perintah dari Allah SWT memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Baitullah Mekah. Kini Masjid Nabawi memiliki 5 buah mihrab, yaitu :

  1. Mihrab Majidi, terletak di sebelah utara dakkatul Auhowal, suatu tempat agak tinggi yang memisahkan antara Mihrab Tahajjud dan Mihrab Al-Majidi. Panjang Mihrab Al-majidi ini 12 meter dengan tinggi 0,5 meter. Pada masa itu di tempat ini berkumpul para Ahlus-Sufah, satu kelompok muslim yang tidak mempunyai tempat tinggal dan hanya berdiam di halaman-halaman masjid.
  2. Mihrab Nabawi, terletak di sebelah timur mimbar. Mihrab ini mula-mula dipakai oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu memimpin sholat berjamaah. Mihrab tersebut merupakan hadiah dari Qait Bey, Mesir.
  3. Mihrab Sulaiman, terletak di sebelah kiri mimbar, dimana bentuk mihrab ini menyerupai Mihrab Nabawi. Mihrab tersebut dibangun pada tahun 938 H yang merupakan hadiah dari Sultan bin salim, Turki.
  4. Mihrab Tahajjud, terletak di sebelah utara jendela makam Rasulullah SAW dengan ukuran bentuk lebih kecil dari Mihrab Nabawi. Pada masa itu di Mihrab ini Rasulullah SAW sering melakukan sholat tahajud.
  5. Mihrab Usmani, terletak di tengah-tengah dinding arah kiblat yang hingga kini masih dipergunakan untuk imam memimpin sholat berjamaah.


Selain mempunyai mihrab-mihrab tersebut, Masjid Nabawi juga mempunyai 6 buah pintu utama.

Pintu-pintu tersebut adalah (arah menghadap kiblat) : Pintu As-Salam, Pintu Ash-Shiddiq dan Pintu Ar-Rahmat di sebelah kanan masjid, sedang di sebelah kiri masjid terdapat :Pintu An-Nisa, Pintu Jibril, dan Pintu Baqi’.

KEUTAMAAN SHOLAT DI DALAM MASJID NABAWI

Masjid Nabawi memiliki beberapa keutamaan dan keistimewaan tersendiri dibanding dengan masjid-masjid lainnya. 

Salah satu keistimewaan Masjid ini adalah dibangun oleh tangan Rasulullah S.A.W sendiri diikuti sahabat serta kaum muslimin kala itu.

Selain itu di tempat ini pula beliau dan para sahabatnya dimakamkan.

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang sholat di masjidku ini empat puluh sholat dan tidak tertinggal satu sholat pun (berturut-turut) maka akan bersih (terlepas) dari siksa neraka, lepas dari azab, dan bersih dari kemunafikan’ (HR Ahmad).

Dari hadits ini kemudian muncul istilah arba’in yang berarti empat puluh. Setiap jemaah haji berusaha untuk mendapatkan arba’in di Masjid Nabawi ini. Caranya ialah dengan melakukan sholat fardhu selama 8 hari berturut-turut tanpa putus.

Para ulama berbeda pendapat tentang kekuatan hadits arba’in ini.

Al-Mundziri, seorang ahli hadits mengatakan bahwa perawi hadits di atas semuanya adalah tsiqot (shohih).

Ibnu Hajar berpendapat bahwa salah seorang perawi hadits yang bernama Nabith bin Umar diragukan ketsiqotannya oleh sebagian ahli hadits.

Sholat 40 waktu (arba’in) di Masjid Nabawi di atas dapat pula dikaitkan dengan hadits Nabi yang mengatakan bahwa, ‘Siapa yang sholat berjamaah (dengan ikhlas karena Allah SWT) selama 40 hari berturut-turut sejak takbiratul ihram yang pertama, maka dia akan lepas dari kemunafikan’ (Hadits Hasan).

Hadits di atas menjelaskan keutamaan sholat berjamaah pada selain Masjid Nabawi.

Kalau di Masjid Nabawi diperlukan 40 waktu, sedang di luar Masjid Nabawi diperlukan 40 hari agar terlepas dari azab Allah SWT.

Disamping itu, adanya kesamaan jumlah 40 dalam dua hadits tersebut yang kemungkinan diharapkan dari jumlah itu akan membentuk kebiasaan untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Fakta-fakta Menarik Masjid Nabawi

Saat ini, Masjid Nabawi sudah mengalami banyak sekali perubahan setelah beberapa kali terjadi dilakukan pemugaran dan perluasan.

Ini mengingat semakin banyak umat Islam yang datang setiap tahunnya. Berbagai fasilitas juga diperbaiki sehingga membuat nyaman umat Islam beribadah di sana.

Namun, selain fakta-fakta yang disebutkan di atas terdapat sejumlah fakta menarik yang mungkin luput dari perhatian umat Islam.

1. Tempat Pertama di Jazirah Arab yang Menikmati Listrik.

Semasa Ustmaniyah, Masjid Nabawi untuk kali pertama menikmati aliran listrik. Ini membuat Masjid Nabawi menjadi tempat kedua di wilayah Ustmaniyah yang menikmati aliran listrik sesudah  Istana Sultan di Istanbul.

2. Ukuran Masjid Saat ini Lebih Besar

Ukuran Masjid Nabawi saat ini 100 kali lebih besar dari bangunan aslinya. Ini berarti, ukuran Masjid Nabawi di era modern jauh lebih besar dari kota Madinah di masa lalu.

Fakta itu bisa dilihat dari dahulu jarak antara makam baqi dengan Masjid Nabawi cukup jauh. Tapi sekarang ini, makam Baqi justru berbatasan langsung dengan Masjid Nabawi.

3. Ada Makam Kosong di Ruang Nabi 

Sebagian besar umat Islam percaya ada satu lahan makam yang belum terisi. Lokasinya persis di sebelah Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab dimakamkan. Umat Islam percaya kelak makam itu akan diisi Nabi Isa AS di akhir zaman. Namun, kepercayaan itu masih diperdebatkan.

4. Hancur oleh Api

Setelah Rasulullah SAW wafat, Masjid Nabawi sempat terbakar. Mimbar Rasulullah hancur dilalap api. Demikian pula dinding pembatas makam Rasulullah SAW sempat runtuh.

5. Tidak Memiliki Kubah

Selama lebih dari 650 tahun setelah Rasulullah SAW wafat, tidak ada kubah di atas makam beliau.

Baru pada tahun 1290, Kekalifahan Mamluk menambahkan kubah yang terbuat dari kayu.

Kubah hijau yang kita lihat sekarang sebenarnya kubah luar di atas makam Nabi. Namun, ada kubah yang lebih kecil yang bertuliskan nama Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab

Selama lebih dari 650 tahun setelah Nabi (saw) meninggal, tidak ada kubah di atas kuburan. Yang pertama dibangun pada 1279 oleh sultan Mamluk dan terbuat dari kayu.

Kubah hijau yang kita lihat sekarang sebenarnya adalah kubah luar atas ruang Nabi. Ada kubah batin yang jauh lebih kecil dan memiliki nama Nabi (saw), Abu Bakar dan Umar tertulis di dalam.

6. Kubah di Masjid Nabawi Menjadi Warna Ungu

Sebelumnya kubah di Masjid Nabawi berwarna putih. Kemudian 150 tahun kemudian berubah warna menjadi ungu-biru. Perubahan ini dikarenakan, warna itu merupakan favorit warga Arab di Hijaz.

7. Memiliki 5 Mihrab 

Kebanyakan masjid hanya memiliki satu mihrab. Namun, Masjid Nabawi memiliki hingga 5 mihrab.

8. Apa yang ada di Kamar Fatimah? 

Ketika Masjid Nabawi diperluas, kamar tempat putri Rasulullah, Fatimah dibongkar. Kemudian, pada masa Perang Dunia I, isi dari kamar Fatimah itu diungsikan tentara Ustmaniyah ke Istanbul. Kini, isi kamar itu berada di Museum Topkapi, Istanbul.

9. Penuh Tanda-Tanda Rahasia 

Setiap bagian Masjid Nabawi memiliki rahasia seperti kode Da Vinci. Tentu, rahasia itu tidak dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian umat Islam saat shalat.

Komentar

Postingan Populer